4/7/16

Sistem Pencernaan Mekanis & Kimiawi

Makhluk hidup memerlukan energi untuk melakukan aktvitas. Energi tersebut berasal dari bahan makanan yang dicerna oleh tubuh. Bagian tubuh yang berfungsi mencerna bahan makanan disebut sistem pencernaan. Sistem pencernaan terdiri atas beberapa organ dan saluran pencernaan. Secara umum proses pencernaan terdiri dua jenis, yaitu proses mekanis dan proses kimiawi.


Proses Mekanis
Pencernaan mekanik adalah proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi lebih kecil dengan bantuan alat-alat pencernaan.
Pencernaan secara mekanis dilakukan melalui gerakan-gerakan mengunyah, menelan, memompa, menghancurkan, dan meremas makanan. Fungsi pencernaan mekanis adalah mengubah ukuran makanan menjadi lebih kecil sehingga mudah dicerna. Fungsi proses mekanis lainnya seperti memompa dan mendorong makanan adalah untuk memindahkan makanan dari saluran cerna satu ke saluran cerna berikutnya.
Ada dua tipe dasar pencernaan mekanik, yaitu mastikasi dan peristalsis.
1. Mastikasi
Sistem pencernaan diawali di mulut tempat makanan dimastikasi. Mastikasi adalah proses pemecahan makanan secara mekanik yang sistemik dimulut. Fungsi mastikasi yaitu memudahkan pengabsorbsian di gastrointestinal selanjutnya dan memecah makanan menjadi bahan yang sederhana agar dapat dipergunakan oleh tubuh.

2. Peristalsis
Gerakan makanan pada organ pencernaan mulai dari kerongkongan, lambung, sampai usus adalah gerak peristaltik. Gerak peristaltik berupa gerak mengkerut untuk mendorong atau memompa makanan dan gerakan mengembang untuk menerima makanan dari posisi saluran sebelumnya.

Proses Kimiawi
Pencernaan kimiawi adalah pencernaan makanan dengan bantuan zat kimia tertentu.
Makanan diproses secara kimiawi di dalam sistem pencernaan menggunakan bahan kimia yang dihasilkan oleh saluran cerna yang disebut enzim. Enzim adalah suatu protein yang mempunyai kerja mempercepat terjadinya reaksi kimia. Dengan bantuan enzim, bahan makanan dicerna menjadi bahan lain yang lebih sederhana dan mudah diserap oleh tubuh untuk selanjutnya menjadi sari makanan yang akan diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh.

Secara umum enzim memiliki sifat: bekerja pada substrat tertentu, memerlukan suhu tertentu dan keasaman (pH) tertentu pula. Suatu enzim tidak dapat bekerja pada substrat lain. Molekul enzim juga akan rusak oleh suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Demikian pula enzim yang bekerja pada keadaan asam tidak akan bekerja pada suasana basa dan sebaliknya.

Silakan Tinggalkan Komentar Anda :