Loading...
Selain melakukan gerakan tubuh, sistem otot juga bertanggung jawab untuk pembangkit panas dan dalam menjaga kestabilan tubuh. Fungsi otot dikendalikan oleh sistem saraf. Namun seringkali terjadi gangguan pada sistem otot manusia. Gangguan pada otot secara umum dapat disebabkan oleh infeksi, aktivitas, dan faktor bawaan (genetis).
Gangguan Otot Akibat Infeksi
Gangguan otot akibat infeksi disebabkan misalnya oleh bakteri atau virus. Gangguan otot akibat infeksi ini antara lain tetanus dan atrofit otot.
a. Tetanus
Tetanus merupakan suatu keadaan dimana otot berkontraksi terus-menerus sehingga otot menjadi kejang. Tetanus disebabkan oleh racun bakteri Clostridium tetani yang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Biasanya tetanus terjadi pada luka yang dalam, misalnya bila seseorang tertusuk paku.
b. Atrofit Otot
Atrofit otot merupakan keadaan dimana otot menjadi kecil. AKibatnya fungsi otot menurun karena kehilangan kemampuan untuk berkontraksi. Atrofit umumnya disebabkan oleh penyakit poliomyelitis. Penyakit ini merusak saraf yang mengkoordinasi otot. Penyakit poliomyelitis yang disebabkan oleh virus dapat dicegah dengan imunisasi polio pada saat bayi.
Gangguang Otot Akibat Aktivitas
Gangguan otot akibat aktivitas yang sering terjadi adalah kram dan kaku leher (stiff). Kram atau kekejangan terjadi karena otot terus-menerus melakukan aktivitas sehingga otot menjadi kejang dan tidak mampu berkontraksi lagi. Keadaan tersebut disebabkan oleh kelelahan otot.
a. Kaku Leher
Kaku leher terjadi karena kesalahan gerak sehingga otot trapesius leher meradang.
b. Kram
Kram atau kekejangan terjadi karena otot terus-menerus melakukan aktivitas sehingga otot menjadi kejang dan tidak mampu berkontraksi.
c. Hipokalsemia tetani
Hipokalsemia tetani yaitu otot rangka menjadi mudah kejang atau kram karena kekurangan ion kalsium.
d. Miastenia gravis
Miastenia gravis yaitu otot rangka tidak mampu berkontraksi karena tidak memiliki reseptor asetilkolin. Akibatnya asetilkolin dari ujung saraf dapat diterima oleh otot rangka. Akibat miastenia gravis yaitu kelumpuhan yang ditandai dengan mengecilnya alat gerak (tangan dan kaki).
e. Hernia abdominal
Hernia abdominal terjadi apabila dinding otot perut sobek sehingga usus menjadi merosot ke bawah masuk ke dalam rongga perut.
Gangguan Otot Akibat Bawaan (Genetis)
Gangguan otot akibat bawaan (genetis) atau distrofi otot merupakan suatu penyakit kronis pada otot yang diwariskan dari orang tuanya.
Distrofi adalah suatu penyakit kronis pada otot sejak kanak-kanak. Penyakit ini merupakan penyakit bawaan.
Gangguan Otot Akibat Infeksi
Gangguan otot akibat infeksi disebabkan misalnya oleh bakteri atau virus. Gangguan otot akibat infeksi ini antara lain tetanus dan atrofit otot.
a. Tetanus
Tetanus merupakan suatu keadaan dimana otot berkontraksi terus-menerus sehingga otot menjadi kejang. Tetanus disebabkan oleh racun bakteri Clostridium tetani yang masuk ke dalam tubuh melalui luka. Biasanya tetanus terjadi pada luka yang dalam, misalnya bila seseorang tertusuk paku.
b. Atrofit Otot
Atrofit otot merupakan keadaan dimana otot menjadi kecil. AKibatnya fungsi otot menurun karena kehilangan kemampuan untuk berkontraksi. Atrofit umumnya disebabkan oleh penyakit poliomyelitis. Penyakit ini merusak saraf yang mengkoordinasi otot. Penyakit poliomyelitis yang disebabkan oleh virus dapat dicegah dengan imunisasi polio pada saat bayi.
Gangguang Otot Akibat Aktivitas
Gangguan otot akibat aktivitas yang sering terjadi adalah kram dan kaku leher (stiff). Kram atau kekejangan terjadi karena otot terus-menerus melakukan aktivitas sehingga otot menjadi kejang dan tidak mampu berkontraksi lagi. Keadaan tersebut disebabkan oleh kelelahan otot.
a. Kaku Leher
Kaku leher terjadi karena kesalahan gerak sehingga otot trapesius leher meradang.
b. Kram
Kram atau kekejangan terjadi karena otot terus-menerus melakukan aktivitas sehingga otot menjadi kejang dan tidak mampu berkontraksi.
c. Hipokalsemia tetani
Hipokalsemia tetani yaitu otot rangka menjadi mudah kejang atau kram karena kekurangan ion kalsium.
d. Miastenia gravis
Miastenia gravis yaitu otot rangka tidak mampu berkontraksi karena tidak memiliki reseptor asetilkolin. Akibatnya asetilkolin dari ujung saraf dapat diterima oleh otot rangka. Akibat miastenia gravis yaitu kelumpuhan yang ditandai dengan mengecilnya alat gerak (tangan dan kaki).
e. Hernia abdominal
Hernia abdominal terjadi apabila dinding otot perut sobek sehingga usus menjadi merosot ke bawah masuk ke dalam rongga perut.
Gangguan Otot Akibat Bawaan (Genetis)
Gangguan otot akibat bawaan (genetis) atau distrofi otot merupakan suatu penyakit kronis pada otot yang diwariskan dari orang tuanya.
Distrofi adalah suatu penyakit kronis pada otot sejak kanak-kanak. Penyakit ini merupakan penyakit bawaan.