Loading...
Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Di dalam laboratorium tentu akan kita jumpai banyak benda-benda, peralatan, dan bahan-bahan yang mungkin belum kita kenal dengan baik. Oleh karena itu kita harus berhati-hati jika berada di dalam sebuah laboratorium. Bisa saja karena ketidak-tahuan kita, kita menyentuh, menghirup atau memperlaukaan bahan tersebut dengan tidak benar, sehingga dapat membahayan kita ataupun laboratorium. Beberapa simbol dan bahan berbahaya dalam laboratorium adalah sebagai berikut.
Simbol Berbahaya dalam Laboratorium
Simbol api meruapakan simbol bahan mudah terbakar, misalnya bensin dan eter.
Yang termasuk dalam kategori ini adalah
- Zat cair yang mempunyai suhu kurang dari 0'C dan titik didih kurang atau sama dengan 35'C.
- Bahan yang dapat terbakar dalam keadaan normal.
- Cairan dengan suhu nyala di bawah 21'C.
- Bahan padat yang mudah terbakar pada suhu kurang atau sama dengan 350'C.
- Zat cair dengan suhu nyala atau lebih dari 21'C.
Artinya bahan mudah meledak/eksplotif jika terkena gesekan, benturan, panas, atau kontak dengan api. Contohnya adalah TNT dan Ammonium Nitrat.
Bahan bersifat korosif. Korosif artinya bahan-bahan yang dapat merusak jaringan hidup jika bersentuhan. Misalnya asal sulfat dan asam klorida.
Bahan beracun. Beracun artinya suatu zat yang dapat mengakibatkan kecelakaan, penderitaan, ataupun kematian apabila tertelan, terhirup, atau terserap melalui kulit. Contohnya sianida, merkuri, dan gas klorin.
Peringatan bahan berbahaya menyebabkan iritasi. Artinya, bahan-bahan yang umumnya tidak korosif tetapi dapat mengakibatkan ketidaknyamanan apabila bersentuhan dengan kulit atau bagian tubuh lainnya sehingga dapat menimbulkan hilangnya pigmen atau melepuh. Misalnya kloroform, aseton, dan alkohol.
Bahan radioaktif. Artinya bahan-bahan yang dapat memancarkan sinar-sinar radioaktif atau radiasi. Mengakibatkan efek racun dalam waktu wingkat atau lama. Misalnya plutonium atau uranium.
Bahan-bahan Berbahaya dalam Laboratorium
- Aluminium sulfat (Aluminium sulphate), dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan selaput lendir.
- Amoniak (Amnonia), dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan selaput lendir, jika tertelan dapat mengakibatkan kerusakan dalam perut.
- Asam sulfat teknis (Sulphuric acid technical), beracun, sangat korosif jika terkena kulit, menimbulkan luka parah, merusak kain.
- Asam klorida pekat (Hidrochloric acid concentrated), bersifat racun, korosif , dan dalam wujud uap dapat merusak kulit, mata, dan alat pernapasan.
- Alkohol (Ethanol), mudah terbakar, jika diminum dapat memabukkan.
- Formalin 40% (Formalin), mudah menguap, beracun.
- Gliserol (Gliserol)
- Glukasa (Blucose)
- Kloroform (Cloroform), beracun, uapnya mengganggu pernapasan, dapat menyebabkan pingsan.
- Eosin (Eosin)
- Natrium Hidroksida teknis (Sodium Hydroxide technical), mudah mencair, beracun, korosif, jika terkena kulit dapat menyebabkan luka bakar.
- Kobalt (II) klorida (Cobalt (II) Clorida)
- Yodium kristal (Iodine Crystal), berbahaya jika tertelan atau mengenai kulit.
- Fenoltalin (Fenoltalein)
- Natrium klorida (Sodium cloride)
- Kalium iodida (Potassium iodide)
- Kalium permanganat (Potassium permangate), bila dicampurkan dengan gliserin atau senyawa organik lainnya dapat menimbulkan letusan.
- Kalium natrium tartrat (Potasium sodium tartrate)
- Kalsium oksida (Calcium oxide)
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di Laboratorium
1. Kulit Terkena Zat Kimia
Gejala: kulit terasa panas, dapat melepuh pada bagian yang tersiram.
Tindakan pertolongan: bagian tubuh yang terkena zat kimia disiram/dibilas dengan air sebanyak-banyaknya.
2. Bagian Tubuh Tersiram Air Panas
Gejala: kulit terasa panas, dapat melepuh pada bagian yang tersiram.
Tindakan pertolongan: segera disiram dengan air dingin sebanyak-banyaknya untuk mengurangi hantaran panas ke bagain tubuh yang lebih dalam.
3. Terbakar
Gejala: lecet atau sobek pada pembuluh kapiler, darah keluar menetes.
Tindakan pertolongan:: segera disiram dengan air dingin sebanyak-banyaknya untuk mengurangi hantaran panas ke bagain tubuh yang lebih dalam.
4. Terluka
Gejala: teriris atau ada pembuluh nadi yang robek, darah keluar memancar.
Tindakan pertolongan: bagian luka diberi betadin cair untuk mencegah terjadinya infeksi dan membantu menghentikan pendarahan. Tututp luka dengan perban yang tebal dan bersih. Tekan daerah tubuh antara luka dan jantung. Ushakan posisi luka lebih tinggi dari jantung.
5. Keracunan
Gejala: pusing, mual, muntah, kejang pada perut, pingsan.
Tindakan pertolongan: mengeluarkan racun dengan cara memberikan air minum yang dicampur garam untuk memancing korban muntah. Usahakan korban muntah sebanyak-banyaknya. Setelah muntah, korban diberi susu atau putih telur.
6. Pernapasan Terhenti
Gejala: dada terasa sesak karena kekurangan oksigen dalam udara
Tindakan pertolongan: baringkan penderita dengan posisi kaki lebih tinggi dari posisi kepala. Bila penderita sadar, beri air minum hangat. Jika penderita pingsan, berilah amoniak dengan kapas di bawah hidungnya.
Simbol Berbahaya dalam Laboratorium
Simbol api meruapakan simbol bahan mudah terbakar, misalnya bensin dan eter.
Yang termasuk dalam kategori ini adalah
- Zat cair yang mempunyai suhu kurang dari 0'C dan titik didih kurang atau sama dengan 35'C.
- Bahan yang dapat terbakar dalam keadaan normal.
- Cairan dengan suhu nyala di bawah 21'C.
- Bahan padat yang mudah terbakar pada suhu kurang atau sama dengan 350'C.
- Zat cair dengan suhu nyala atau lebih dari 21'C.
Artinya bahan mudah meledak/eksplotif jika terkena gesekan, benturan, panas, atau kontak dengan api. Contohnya adalah TNT dan Ammonium Nitrat.
Bahan bersifat korosif. Korosif artinya bahan-bahan yang dapat merusak jaringan hidup jika bersentuhan. Misalnya asal sulfat dan asam klorida.
Bahan beracun. Beracun artinya suatu zat yang dapat mengakibatkan kecelakaan, penderitaan, ataupun kematian apabila tertelan, terhirup, atau terserap melalui kulit. Contohnya sianida, merkuri, dan gas klorin.
Peringatan bahan berbahaya menyebabkan iritasi. Artinya, bahan-bahan yang umumnya tidak korosif tetapi dapat mengakibatkan ketidaknyamanan apabila bersentuhan dengan kulit atau bagian tubuh lainnya sehingga dapat menimbulkan hilangnya pigmen atau melepuh. Misalnya kloroform, aseton, dan alkohol.
Bahan radioaktif. Artinya bahan-bahan yang dapat memancarkan sinar-sinar radioaktif atau radiasi. Mengakibatkan efek racun dalam waktu wingkat atau lama. Misalnya plutonium atau uranium.
Bahan-bahan Berbahaya dalam Laboratorium
- Aluminium sulfat (Aluminium sulphate), dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan selaput lendir.
- Amoniak (Amnonia), dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan selaput lendir, jika tertelan dapat mengakibatkan kerusakan dalam perut.
- Asam sulfat teknis (Sulphuric acid technical), beracun, sangat korosif jika terkena kulit, menimbulkan luka parah, merusak kain.
- Asam klorida pekat (Hidrochloric acid concentrated), bersifat racun, korosif , dan dalam wujud uap dapat merusak kulit, mata, dan alat pernapasan.
- Alkohol (Ethanol), mudah terbakar, jika diminum dapat memabukkan.
- Formalin 40% (Formalin), mudah menguap, beracun.
- Gliserol (Gliserol)
- Glukasa (Blucose)
- Kloroform (Cloroform), beracun, uapnya mengganggu pernapasan, dapat menyebabkan pingsan.
- Eosin (Eosin)
- Natrium Hidroksida teknis (Sodium Hydroxide technical), mudah mencair, beracun, korosif, jika terkena kulit dapat menyebabkan luka bakar.
- Kobalt (II) klorida (Cobalt (II) Clorida)
- Yodium kristal (Iodine Crystal), berbahaya jika tertelan atau mengenai kulit.
- Fenoltalin (Fenoltalein)
- Natrium klorida (Sodium cloride)
- Kalium iodida (Potassium iodide)
- Kalium permanganat (Potassium permangate), bila dicampurkan dengan gliserin atau senyawa organik lainnya dapat menimbulkan letusan.
- Kalium natrium tartrat (Potasium sodium tartrate)
- Kalsium oksida (Calcium oxide)
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di Laboratorium
1. Kulit Terkena Zat Kimia
Gejala: kulit terasa panas, dapat melepuh pada bagian yang tersiram.
Tindakan pertolongan: bagian tubuh yang terkena zat kimia disiram/dibilas dengan air sebanyak-banyaknya.
2. Bagian Tubuh Tersiram Air Panas
Gejala: kulit terasa panas, dapat melepuh pada bagian yang tersiram.
Tindakan pertolongan: segera disiram dengan air dingin sebanyak-banyaknya untuk mengurangi hantaran panas ke bagain tubuh yang lebih dalam.
3. Terbakar
Gejala: lecet atau sobek pada pembuluh kapiler, darah keluar menetes.
Tindakan pertolongan:: segera disiram dengan air dingin sebanyak-banyaknya untuk mengurangi hantaran panas ke bagain tubuh yang lebih dalam.
4. Terluka
Gejala: teriris atau ada pembuluh nadi yang robek, darah keluar memancar.
Tindakan pertolongan: bagian luka diberi betadin cair untuk mencegah terjadinya infeksi dan membantu menghentikan pendarahan. Tututp luka dengan perban yang tebal dan bersih. Tekan daerah tubuh antara luka dan jantung. Ushakan posisi luka lebih tinggi dari jantung.
5. Keracunan
Gejala: pusing, mual, muntah, kejang pada perut, pingsan.
Tindakan pertolongan: mengeluarkan racun dengan cara memberikan air minum yang dicampur garam untuk memancing korban muntah. Usahakan korban muntah sebanyak-banyaknya. Setelah muntah, korban diberi susu atau putih telur.
6. Pernapasan Terhenti
Gejala: dada terasa sesak karena kekurangan oksigen dalam udara
Tindakan pertolongan: baringkan penderita dengan posisi kaki lebih tinggi dari posisi kepala. Bila penderita sadar, beri air minum hangat. Jika penderita pingsan, berilah amoniak dengan kapas di bawah hidungnya.